LeT's LeaRn wiTH Me

This blog is all about Psychology and Korean :)

Akulturasi 21/05/2010

Filed under: Psikologi Lintas Budaya — jungjera @ 8:17 PM
Tags:

Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.

Akulturasi merupakan sebuah istilah dalam ilmu Sosiologi yang berarti proses pengambil alihan unsur-unsur (sifat) kebudayaan lain oleh sebuah kelompok atau individu.

Akulturasi merupakan perpaduan dua budaya dimana kedua unsur kebudayaan bertemu dapat hidup berdampingan dan saling mengisi serta tidak menghilangkan unsur-unsur asli dari kedua kebudayaan tersebut.

Akulturasi adalah fenomena yang timbul sebagai hasil jika kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak secara langsung dan terus-menerus; yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau kedua-duanya. akulturasi sama dengan kontak budaya yaitu bertemunya dua kebudayaan yang berbeda melebur menjadi satu menghasilkan kebudayaan baru tetapi tidak menghilangkan kepribadian atau sifat kebudayaan aslinya. (more…)

 

ANALISIS NOVEL “TETRALOGI PULAU BURU”

Filed under: Review Novel — jungjera @ 7:49 PM
Tags:

Pertama kali saya mendapatkan tugas untuk menganalisis novel karya Pramoedya Ananta Toer, yaitu Tetralogi Pulau Buru yang berjudul Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca yang ada di benak saya hanya satu kata “heran“. Mengapa seorang dosen Filsafat Manusia memberikan tugas analisis novel? Apalagi novelnya tebal seperti novel Harry Potter karya J.K.Rowling, sekilas setting ceritanya pada jaman penjajahan Hindia Belanda yang membuat saya awalnya bingung dengan jalan ceritanya dan bahasa atau kata-kata yang digunakan oleh pengarang dan saya kuliah bukan di jurusan sastra tapi di jurusan psikologi.

Saya bertanya-tanya dalam hati apakah di jurusan psikologi itu penting untuk membuat analisis novel? Biasanya yang dapat tugas analisis novel itu kan yang kuliah di jurusan sastra. Tapi setelah saya membaca novelnya, saya banyak menemukan hal-hal baru di luar pikiran saya selama ini dan secara tidak langsung saya menambah kosa kata karena mau tidak mau saya harus tahu arti kata atau bahasa yang digunakan oleh pengarang untuk memahami apa yang dimaksudkan. Seri pertama dari novel ini adalah Bumi Manusia yang menceritakan tentang perjalanan hidup seorang pribumi bernama Minke. Ia merupakan seorang pemuda berdarah biru sehingga ia dapat memasuki sekolah H.B.S yang pada waktu itu hanya dapat dimasuki oleh anak-anak Indo, anak pejabat, dan anak berdarah Belanda asli. Sebenarnya nama Minke bukanlah nama asli, itu merupakan nama pemberian gurunya Meneer Rooseboom karena jengkel akan kebodohannya sewaktu kelas awal saat sekolah di E.L.S.  Namun setelah beranjak dewasa ia menjadi seorang pemikir dan seorang yang terobsesi dengan ilmu pengetahuan dan kemajuan zaman.

Kehidupannya mulai berubah ketika ia diajak temannya yang bernama Robert Suurhof untuk berkunjung ke rumah temannya bernama Robert Mellema. Robert Mellema mempunyai adik perempuan yang bernama Annelies Mellema, mereka berdua merupakan anak dari Tuan Herman Mellema dan Sanikem. Jadi bisa dikatakan bahwa Robert dan Annelies Mellema merupakan anak Indo.  Tetapi Robert lebih senang dikatakan sebagai seorang Belanda, hal ini berkebalikan dengan adiknya Annelies yang lebih senang mengakui dirinya sebagai pribumi. Sanikem sendiri merupakan seorang gundik yang lebih dikenal sebagai Nyai Ontosoroh. Karena ibunya seorang pribumi, Robert menjadi membencinya di lain pihak Annelies sangat menyayangi ibunya.

Awalnya Robert Suurhof mengajak Minke hanya untuk mempermainkannya. Namun dari sinilah babak baru kehidupan Minke dimulai. Ia berkenalan dengan Annelies, seorang dara Indo yang cantik jelita. Dari perkenalan dan percakapannya dengan Annelies itulah ia mengetahui bahwa Annelies merupakan gadis yang kekanakan tapi dibalik sifat kekanakannya tersebut, ia merupakan gadis yang sangat hebat. Di usianya yang masih muda ia sudah menjadi mandor para pekerjanya.  Mulai dari memerah susu sapi, mengurus ladang yang ditanami kacang tanah, hingga mengurus kuda-kuda.

Karena disibukkan dengan semua pekerjaannya itu, Annelies menjadi seorang kesepian tanpa teman. Oleh sebab itu Annelies sangat senang saat Minke datang karena dia adalah tamu keluarga pertama dalam 5 tahun terakhir. Kecantikan dan kehebatan Annelies telah menjerat Minke, dan ia jatuh cinta padanya. Dan Annelies menceritakan hal tersebut kepada ibunya. Awalnya Minke merasa takut karena perasaannya tersebut ia menyangka bahwa ia akan mendapat masalah darinya. Namun tidak, ia malah semakin dekat dengan Annelies bahkan Nyai Ontosoroh menyukainya. Karena Nyai Ontosoroh tahu bahwa Annelies membutuhkan seorang teman.  Hingga akhirnya hubungan mereka pun menjadi sangat akrab. Keakraban Minke dan Annelies membuat Robert Suurhorf menanggung kekalahan. Dia malu pada dirinya sendiri dan tidak berani bertegur sapa dengan Minke. Awalnya dia mengira Minke malu dihadapan Annelies, tapi yang terjadi malah di luar perkiraan Robert Suurhorf. Minke dapat meraih hati Annelies Mellema. (more…)

 

Work Life Balance

Filed under: Hubungan Industrial — jungjera @ 7:10 PM
Tags:

Sekarang ini banyak organisasi bisnis (perusahaan) mempercayai bahwa sukses, maju, dan berkembangnya perusahaan ditentukan oleh banyaknya karyawan yang engaged (terlibat secara penuh dan sukarela dengan pekerjaannya, memiliki komitmen tinggi) karena karyawan yang engaged dipercaya mampu melakukan tindakan-tindakan melebihi apa yang ditugaskan pada dirinya (menghasilkan produktivitas yang tinggi dan kinerja yang bagus). Sehingga, perusahaan berlomba-lomba membuat program agar karyawannya engaged dengan pekerjaan, tim kerjanya, dan akhirnya dengan perusahaan. Manajemen Sumber Daya Manusia pun (HR) kemudian berfokus pada bagaimana lebih mengenal dan memenuhi kebutuhan karyawan, bagaimana peduli terhadap karyawan sebagai manusia, serta bagaimana memberdayakan karyawan agar mampu terlibat dengan pekerjaannya. Sebagai seorang manusia, karyawan tentunya tidak bisa melepaskan kodratnya sebagai makhluk sosial yang membutuhkan juga kehidupan sosial (seperti, berinteraksi dengan orang lain, tumbuh, berkembang, merasakan kebahagiaan hidup). Kehidupan sosial yang dirasakan karyawan berkorelasi dengan engagement terhadap pekerjaannya. Jika karyawan memiliki masalah dalam keluarga akan dibawa-bawa ke kantor sehingga kinerjanya menurun, begitu juga sebaliknya ketika banyak masalah di kantor akan berdampak negatif di keluarga. Jadi, bila perusahaan ingin agar karyawannya engaged maka perusahaan harus memikirkan sisi kehidupan sosial para karyawannya terutama di luar kehidupan kerja. Dari sinilah kajian work life balance dimulai.

Work life balance diartikan sebagai “keseimbangan” pada diri individu antara kehidupan dalam pekerjaan dengan kehidupan lainnya sebagai makhluk sosial. Arti “keseimbangan” disini bukan “sama dengan” berdasarkan jumlah (kuantitas) namun, lebih diartikan secara psikologis (tentunya menjadi berbeda antara satu orang dengan orang lainnya). “Keseimbangan” disini tidak selalu berbentuk timbangan.  Contohnya, orang A yang bujangan merasa hidupnya seimbang walau tidak bertemu keluarga, mungkin dia akan terganggu bila waktu bersosialisasinya dengan teman-temannya terpakai untuk urusan kantor. Berbeda dengan orang B yang telah menikah, dia memiliki keluarga yang harus diperhatikan. Tidak ada ukuran yang pas apakah kita sudah “seimbang” atau belum karena setiap orang memiliki perbedaan kehidupan dan prioritas dalam hidupnya. Oleh karena itu, perusahaan harus memikirkan strategi work life balance seperti apa yang akan diterapkan dalam perusahaannya dengan cara memahami kebutuhan para karyawannya yang tentunya berbeda antara karyawan yang satu dengan yang lain serta memahami keseimbangan seperti apa yang diinginkan atau dibutuhkan oleh para karyawannya.

Menurut hasil survey, work life balance merupakan salah satu dari tiga tantangan utama dari sepuluh negara diantara tujuhbelas negara yang mengikuti survey seperti negara Inggris dan Jepang maupun dalam negara-negara yang di kelompok emerging market seperti China dan India. Work life balance merupakan salah satu tantangan utama HR di masa mendatang di setiap belahan dunia kecuali di area Pacifik serta merupakan salah satu tantangan utama di Argentina, Chile, Brazil, Canada, India, Italy, Singapore, dan Afrika Selatan. Sebagai bagian dari work life balance, maka perjanjian waktu kerja yang lebih fleksibel juga menjadi tema yang semakin menonjol dimana dinyatakan oleh hampir 60 persen eksekutif yang berpartisipasi di dalam survey. Para eksekutif ini menyatakan bahwa perusahaan mereka sudah menawarkan jam kerja yang fleksibel dan hampir 80 persen merencanakan untuk menjalankannya hingga tahun 2015. (more…)

 

Token Ekonomi

Filed under: Modifikasi Perilaku — jungjera @ 11:52 AM
Tags:

Kali ini akan dideskripsikan sebuah program modifikasi perilaku yang mana reinforcer terkondisi digunakan secara sistematis untuk memperoleh perilaku yang diinginkan dari individu dalam keikutsertaannya pada program treatment yang mendidik.

Prosedur ini dapat merupakan prosedur kombinasi untuk meningkatkan, mengajar, mengurangi, dan memelihara berbagai perilaku. Penerapan program token ekonomi dapat sangat efektif, namun perlu diingat program token ekonomi ini dicadangkan untuk menangani perilaku-perilaku yang tidak mempan dengan program lain. Pada akhir program token ekonomi hendaknya mencakup perencanaan peralihan ke program yang lebih wajar.

DEFINISI TOKEN EKONOMI

Token ekonomi adalah sebuah program dimana sekelompok individu bisa mendapatkan token untuk beberapa perilaku yang diharapkan muncul, dan token yang dihasilkan bisa ditukar dengan back up reinforcer. Token ekonomi dibuat berdasarkan prinsip conditioning reinforcement. Conditioning reinforcement adalah stimulus yang tidak secara langsung menguatkan perilaku, namun stimulus tersebut bisa menjadi penguat jika dipasangkan dengan reinforcer lain. Tujuan dari token ekonomi adalah untuk menguatkan perilaku yang diinginkan terhadap klien. Hal itu digunakan sebagai program untuk mengurangi perilaku mereka yang tidak menyenangkan melalui sebuah struktur lingkungan treatment pada setting yang mendidik. Setiap poin diterima oleh klien untuk perilaku yang diinginkan dengan token. Token diberikan segera setelah perilaku yang diinginkan dan kemudian dipertukarkan dengan reinforcer cadangan. Karena token dipasangkan dengan reinforcer lainnya, ini akan menjadi sebuah pengkondisian reinforcer yang dapat memperkuat perilaku yang diinginkan. Reinforcer cadangan dapat diperoleh hanya dengan membayar dengan token. Dan token hanya dapat diperoleh melalui kemunculan perilaku yang diinginkan. Reinforcer cadangan dipilih karena mereka mengetahui kekuatan reinforcer untuk klien dalam lingkungan treatment. Oleh karena itu, klien dimotivasi untuk memunculkan perilaku yang diinginkan dan menghindari perilaku yang tidak diinginkan.

Berikut ini adalah komponen dasar token ekonomi:

  • Penguatan target perilaku yang diinginkan jelas dan nyata

Individu yang mengambil bagian di suatu Token Economies perlu untuk mengetahui persisnya apa yang mereka harus lakukan supaya menerima token Perilaku yang tidak diinginkan dan yang diinginkan dijelaskan sebelum waktu yang ditetapkan di dalam terminologi yang sederhana dan spesifik. Banyaknya token diberikan atau yang diambil untuk masing-masing perilaku tertentu juga ditetapkan dan dijelaskan sebelumnya.

  • Token yang digunakan sebagai reinforcer yang dikondisikan

Semua hal yang dapat dihitung dan kelihatan dapat digunakan sebagai suatu token. Token diutamakan yang disukai, menarik, mudah untuk dibawa/dibagikan, dan juga sulit untuk dipalsu. Biasanya menggunakan materi termasuk chip poker, stiker-stiker, objek jumlah, kelereng atau uang permainan. Ketika perorangan tampilkan perilaku yang diinginkan, dia dengan segera diberi suatusejumlah tokens. token tidak memiliki nilai yang berarti. Namun token dikumpulkan dan kemudian dipertukarkan untuk suatu objek yang penuh arti, kehormatan-kehormatan atau aktivitas. Individu dapat juga kehilang token (kompensasi/denda) karena menunjukkan perilaku yang tidak diinginkan.

  • Reinforcer cadangan yang akan ditukarkan dengan token-token

Motivasi penguat adalah object yang penuh arti, kehormatan-kehormatan, atau individu menerima aktivitas sebagai pertukaran dengan token yang mereka peroleh. Token dapat berupa mainan-mainan, waktu tambahan, atau tamasya/aktivitas diluar. kesuksesan dari suatu token ekonomi bergantung pada pesona (tawaran menarik/kenikmatan) dari motif-motif penguat. Individu akan hanya termotivasi untuk mendapatkan token jika mereka mengetahui bentuk penghargaan di masa depan yang diwakili oleh tanda-tanda yang mereka terima. Suatu token economy yang dirancang akan baik dengan penggunaan motif-motif penguat yang dipilih oleh individu sendiri dibanding oleh yang dipilih staf.

  • Jadwal penguatan untuk diberikannya token
  • Tingkatan dimana token-token dapat ditukarkan dengan reinforcer cadangan. Token dari tiap motif penguat ditentukan didasarkan pada nilai keuangan, permintaan, atau nilai terapik. Sebagai contoh, jika motif penguat itu adalah mahal atau sangat menarik, nilai token harus yang lebih tinggi. Jika nilai token diatur/tetapkan terlalu rendah, maka individu akan lebih sedikit yang termotivasi untuk mendapatkan token. Dan sebaliknya, jika nilai itu diatur terlalu tinggi, individu akan merasa takut atau ragu dalam mendapatkan token. Adalah penting untuk masing-masing individu dapat memeperoleh sedikitnya beberapa token.
  • Waktu dan tempat untuk menukarkan token dengan reinforcer cadangan
  • Suatu sistim untuk merekam data: Sebelum treatment mulai, informasi (data umum) dikumpulkan tentang masing-masing perilaku yang dilakukan oleh individu. Perubahan perilaku kemudian direkam di lembar data keseharian. Informasi ini digunakan untuk mengukur kemajuan individu dan efektivitas dari token economy. Informasi mengenai pertukaran dari token juga perlu untuk direkam/catat.
  • Implementasi konsistensi token economy oleh staf

Dalam suatu proses token economy untuk berhasil, semua fasilitator yang dilibatkan harus memberi penghargaan perilaku-perilaku yang sama, menggunakan jumlah yang sesuai dari token, menghindari motif penguat dibagikan dengan bebas, dan mencegah token dari pemalsua, mencuri, atau diperoleh secara tidak adil. Tanggung-jawab staf dan ketentuan-ketentuan token economy harus dijelaskan di suatu manual tertulis. staf juga perlu dievaluasi pada waktu tertentu dan diberi peluang itu untuk bertanya atau berpendapat. (more…)

 

Analisis Film “Human Instinct: Born To Survive”

Filed under: Review Film — jungjera @ 11:33 AM
Tags:

Setiap manusia pasti memiliki naluri dan naluri paling dasar yang dimiliki setiap manusia adalah naluri untuk bertahan hidup. Sebenarnya, untuk bertahan hiduplah yang menjadi tujuan hidup manusia di dunia. Bentuk tindakan manusia demi mempertahankan hidupnya sangatlah bermacam-macam. Dari tindakan-tindakan itulah kita dapat belajar bahwa kita harus berani mengambil resiko atau bagaimana mengambil keputusan sebijaksana mungkin dalam kehidupan. Semua tindakan yang kita lakukan tentu melalui suatu proses mental. Kita berpikir dan mengolah segala yang ada dalam pikiran, lalu pemikiran tersebut diwujudkan melalui tindakan. Kita merespon peristiwa disekitar kita dengan tindakan, baik yang disadari maupun yang tidak kita sadari.

Jika kita dihadapkan pada situasi tertentu, pertanyaan yang sering muncul adalah “Tindakan apa yang harus dilakukan?”. Hal itu tergantung pada bagaimana cara kita berpikir sehingga timbul respon-respon tertentu. Proses mental dan perilaku kita sangatlah kompleks. Seringkali kita merespon peristiwa dalam situasi tertentu dengan tindakan yang tidak diduga sebelumnya. Kita sering mengalaminya, dimana kita harus berani mengambil keputusan dan menanggung semua resiko yang ada demi hidup kita. Misalnya kisah seorang pegawai yang bekerja di lokasi pertambangan minyak lepas pantai. Kebakaran besar terjadi di lokasi pertambangan minyak tersebut.  Pegawai itu merasa panik dan ketakutan. Di tengah kepanikannya, batinnya bergejolak, pikirannya dipenuhi oleh kebingungan. Dia dihadapkan pada dua pilihan.  Pilihan pertama dia tetap berada di tempat kejadian yang penuh dengan kobaran api yang bisa membuatnya mati terpanggang. Pilihan yang kedua melompat ke laut yang ketinggiannya mencapai kurang lebih seratus lima puluh kaki. Dalam situasi terdesak, dia memutuskan untuk melompat meski tahu hal itu sangat beresiko dan mencoba untuk berpikir positif bahwa dia akan selamat. Akhirnya dia melompat  dan selamat. Peristiwa tersebut dapat ditinjau melalui pendekatan humanistik. Pendekatan ini menekankan bahwa manusia mampu membuat keputusan tentang hidupnya (free will). Pegawai itu berani mengambil resiko dari pilihannya. Hal itu juga menunjukkan bahwa manusia mampu mengontrol kehidupannya sendiri dan membuktikan bahwa segala tindakan dilakukan dengan kesadaran dan penuh pertimbangan. Pandangan humanistik menolak bahwa perilaku ditentukan oleh kekuatan otomatis, biologis, proses tak sadar.

Peristiwa dalam film yang selanjutnya akan kami analisis berhubungan dengan fungsi-fungsi luhur manusia terutama berkaitan dengan motivasi. Seorang nelayan rela memotong tangannya yang tersangkut pada katrol penarik jaring udang. Dia berani melakukan hal itu demi anak-anaknya karena ingin melihat anak-anaknya tumbuh besar. Waktu memutuskan untuk memotong tangannya yang tersangkut pada katrol tersebut, dalam benaknya yang ada hanya wajah anak-anaknya yang menunggu di rumah dan masih membutuhkan kasih sayang seorang ayah. Nelayan tersebut melakukan hal itu karena termotivasi oleh anak-anaknya dan motivasi tersebut diperkuat oleh keinginan sang nelayan yang ingin sekali mendampingi anak-anaknya tumbuh besar.

Motivasi dapat muncul dari diri seseorang karena adanya faktor-faktor yang menguatkan pikirannya untuk melakukan tindakan tertentu. Seluruh aktivitas mental yang dirasakan/dialami yang memberikan kondisi sehingga terjadinya perilaku disebut motif. Motivasi merupakan penggerak perilaku dan mempunyai konstruk teoritis yang terdiri dari regulasi, direksi, global insetif/goal. Kasus pada nelayan tersebut mencerminkan adanya determinan perilaku yaitu determinan dalam diri yang berasal dari harapan, cita-cita, emosi, insting, dan keinginan. Cita-cita dan keinginan nelayan tadi adalah mendampingi anak-anaknya tumbuh besar, instingnya mengatakan agar dia bisa bertahan hidup walau harus berkorban memotong tangannya sendiri yang tersangkut katrol, dia berharap selamat dalam situasi yang mengancam jiwanya. Dalam teori arousal, hasrat adalah hal yang mendorong kita untuk melakukan sesuatu.

 

Hubungan Industrial

Filed under: Hubungan Industrial — jungjera @ 11:13 AM
Tags:

Hubungan industrial merupakan topik yang sensitif di ranah psikologi industri dan organisasi karena kondisi ekonomi dan politik yang berkembang. Seorang psikolog industri dan organisasi yang terjun langsung di perusahaan pasti akan menangani masalah hubungan industrial. Banyak orang yang beranggapan bahwa hubungan industrial hanya bisa dilihat dengan sudut pandang hukum saja, padahal juga bisa dilihat dengan kacamata psikologi.

Sulit mendefinisikan istilah hubungan industrial secara tepat yang dapat diterima secara universal karena hubungan industrial lebih dari sekedar pengelolaan organisasi. Hubungan industrial meliputi sekumpulan fenomena, baik di luar maupun di dalam tempat kerja yang berkaitan dengan penetapan dan pengaturan hubungan ketenagakerjaan. Di Indonesia, hubungan industrial berkaitan dengan hubungan diantara semua pihak yang terlibat dalam hubungan kerja di suatu perusahaan tanpa mempertimbangkan gender, keanggotaan dalam serikat pekerja atau serikat buruh, dan jenis pekerjaan. Menurut Michael Saloman (2000:4-5), hubungan industrial tidak hanya dilihat dari persyaratan peraturan kerja organisasi yang sederhana, tetapi juga harus ditinjau dari hubungan sosial, politik dan ekonomi yang lebih luas. Dengan kata lain, hubungan industrial harus dipadukan dengan bidang politik dan ekonomi, tidak dapat dipisahkan.

Dibawah ini adalah pengertian hubungan industrial menurut beberapa ahli:

  1. Michael Saloman

Hubungan industrial melibatkan sejumlah konsep, misalnya konsep keadilan dan kesamaan, kekuatan dan kewenangan, individualisme dan kolektivitas, hak dan kewajiban, serta integritas dan kepercayaan.

2.   Suwarto (2000)

Hubungan industrial diartikan sebagai sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku proses produksi barang dan/atau jasa.

Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyebutkan pengertian hubungan industrial sebagai suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang dan atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja atau buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Jadi, dari hal-hal yang telah dijabarkan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan industrial adalah hubungan yang dijalin antara pekerja, pihak yang mempekerjakannya (pengusaha), dan pemerintah. Tidak hanya identik dengan manajemen yang menjalankan fungsinya untuk mengatur pekerjanya saja. Hubungan industrial juga berkaitan dengan fenomena baik itu didalam dan diluar tempat kerja. (more…)

 

Neuropsikologi Klinis

Filed under: Psikologi Klinis — jungjera @ 10:21 AM
Tags:

Neuropsikologi adalah bidang studi yang berusaha keras untuk menegaskan hubungan antara proses otak dan perilaku manusia dan fungsi psikologis. Seorang ahli neuropsikologi tertarik pada banyak hal dari fungsi, termasuk kemampuan kognitif (bahasa, matematika, kemampuan penglihatan ruang); kemampuan motorik (gross and fine motor skills); karakteristik emosional,(seperti, kemampuan untuk menjelaskan dan memahami perasaan); sifat kepribadian (contohnya, ekstrovert); dan gangguan mental (contohnya, depresi dan schizophrenia).

FUNGSI-FUNGSI LOKASI DI OTAK

Sekarang, ahli neuropsikologi menjelaskan otak menurut fungsi spesifik, mereka melakukannya dengan menjelaskan lokasi dan perspektif global (walsh, 1987). Area yang berbeda memiliki fungsi yang berbeda. Belahan otak juga mempunyai fungsi tertentu dan saling berhubungan. Secara umum, bagian belakang otak memiliki fungsi sensori, sedangkan bagian depan otak memiliki fungsi eksekutif. Occipital lobe berfungsi memproses informasi visual; stimulus dari retina dibawa oleh saraf  penglihatan kepada thalamus dan kemudian ke occipital lobe. Setelah informasi visual diproses di occipital lobe, kemudian diteruskan ke bagian parietal, yang mengkombinasi dan mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber. Karena parietal merupakan daerah dimana visual, auditori dan sensori bertemu, jadi disinilah penyatuan persepsi objek. Seseorang dengan kerusakan pada bagian parietal sering merasa kesulitan dalam mengenali objek, bahkan hal yang sangat umum dikenal.

Bagian parietal juga berfungsi dalam mengenali ruang dan objek di dalamnya, yang tidak tergantung pada orientasi atau posisi tertentu. Seseorang dengan kerusakan pada bagian parietal sering tidak adanya keterkaitan yang dinamakan hemineglect, di mana mereka mengabaikan sisi kebalikan dari hemisfer yang mengalami gangguan.

Untuk mengetahui gangguan pada parietal lobe, ahli neuropsikologi klinis menggunakan test seperti Benton Test facial Recognition, Test pengenalan obyek di mana pasien ditunjukkan suatu obyek dan meminta untuk menyebutkan nama dan test visuospatial skills.

Suatu informasi terintegrasi pada bagian parietal, sedangkan temporal lobes berfungsi dalam penggolongan dan penyimpanan informasi dalam memori jangka panjang. Meskipun temporal lobes juga memproses informasi auditory , namun efek yang paling terlihat jika mengalami kerusakan pada temporal lobes adalah kekacauan memori. Riset yang dilakukan McGill University pada awal 1950s, bahwa seseorang yang mengalami kerusakan pada hippocampus, bagian dari temporal lobes, mengalami amnesia setelah pembedahan (Scoville&Milner, 1957).

Temporal lobes juga menghubungkan motivasional yang signifikan pada stimulus tertentu . Orang-memiliki sifat emosional, dimana telah ada beberapa riset tentang “ temporal lobe personality” ( Bear&Fedio, 1977). Sesorang dengan epilepsi pada temporal lobes juga sering mengalami ” hypergraphic, atau “hyperreligious”.

Untuk mengetahui gangguan pada temporal lobes, ahli neuropsikologi klinis memberikan berbagai tes memory. Mereka juga bandingkan memori verbal, yang akan mengindikasi jika ada kerusakan pada bagian kiri temporal lobes, dengan memori visuospatial, yang akan mengindikasi jika ada kerusakan pada bagian kanan temporal lobes.

Frontal lobes merupakan bagian otak yang berkaitan dengan perilaku sementara ( Kolb& Whishaw, 1990). Perilaku direncanakan dan diarahkan oleh frontal lobes. Frontal lobes menerima informasi-informasi dari berbagai belahan otak yang lain. Informasi ini penting untuk pengambilan keputusan.

Kerusakan frontal lobes dapat merusak seseorang. Biasanya ahli neuropsikologi klinis memberikan tes untuk menguji fungsi dari frontal lobes dengan mengerjakan rangkaian perilaku motorik, kemampuan untuk menghasilkan strategi, dan kecenderungan perseverate (ketidakmampuan untuk menghilangkani perilaku yang tidak sesuai). Dua test yang biasa digunakan untuk menilai gangguan pada frontal lobes adalah Wisconsin Card Sorting Test and the Categories Test dari Halstead –Reitan Battery. Kedua tes tersebut menggunakan feedback dari pemeriksa, dengan memberi tahu ketika mereka benar atau salah. Feedback dirancang sebagai isyarat untuk merubah ststrategi mereka dalam menggolongkan informasi. Seseorang dengan gangguan pada frontal lobes akan sering perseverate dalam strategi yang sama, dengan mengabaikan apakah strategi itu akan sukses atau tidak.

Lateralisasi fungsi

Korteks pada otak dibagi dalam dua hemisfer. Masing-Masing hemisfer memiliki fungsi berbeda.

Spesialisasi hemisfer kiri

Hemisfer kiri khusus untuk bicara dan aspek bahasa, seperti kemampuan untuk memproses informasi tentang fonologi. Dalam studi tentang lemahnya bahasa dalam kerusakan otak pada seseorang ( Rasmussen&Milner, 1975), sejumlah neurosurgical memberikan bukti bahwa itu terjadi karena kerusakan hemisfer kiri.

Spesialisasi Hemisfer Kanan

Salah satu sumbangan dari hasil riset dengan pasien split brain adalah mendemonstrasikan kemampuan tingkat tinggi dalam pemrosesan informasi dari hemisfer kanan.

Kita tahu bahwa hemisfer kanan itu penting untuk menganalisis informasi spasial yang sangat banyak dan informasi nonverbal, termasuk sinyal yang sangat kompleks yang terlibat dalam komunikasi. Hemisfer kanan lebih superior dari hemisfer kiri dalam mengerti hubungan diantara objek yan g berkaitan dengan ruang dan waktu. Hal ini sepertinya lebih terspesialisasi kepada gestalt dan semuanya. Demikian, hemisfer kiri lebih fokus kepada pohon, bukan hutannya. Dimana hemisfer kanan lebih fokus pada hutan daripada pohon.

Pasien dengan kerusakan otak kiri biasanya lumayan bagus dalam menggambar bagian dari gambar, tapi mereka tampaknya salah menempatkan bagian yang berhubungan itu. Pasien dengan kerusakan otak kanan, biasanya bagus dalam menggambar semua bentuk, tapi lebih sedikit detailnya.

Pemrosesan informasi nonverbal melibatkan sinyal yang sangat kompleks yang terlibat dalam komunikasi sosial dan emosional.

Kesulitan dari penderita kerusakan otak kanan adalah, menilai situasi secara tepat, dalam berhubungan dengan orang lain, dan dalam menerima isyarat dari orang lain oleh suatu masalah—mereka biasanya tidak sadar akan kekurangan mereka. Ketidakmampuan untuk memahami besar dan parahnya kesulitan seseorang disebut anosognosia. (more…)

 

Tes Psikologi: Asesmen Fungsi Kognitif dan Organik

Filed under: Psikologi Klinis — jungjera @ 10:09 AM
Tags:

Definisi Asesmen dalam psikologi klinis:

Asesmen dalam psikologi klinis ialah pengumpulan informasi untuk digunakan sebagai dasar bagi keputusan-keputusan yang akan disampaikan oleh penilai (Bernstein&Nietzel, 1980, hal. 99)

Asesmen klinis adalah sebuah proses yang dapat memiliki bentuk berbeda-beda. Wawancara klinis, tes psikologi, observasi perilaku, dan review arsip merupakan pendekatan-pendekatan sentral yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan asesmen yang telah digariskan.

Asesmen adalah proses yang jauh lebih inklusif dibanding pengetesan saja. Begitu informasi diperoleh, klinisi harus menyandarkan diri pada keterampilan asesmennya dalam menggabungkan data dari banyak sumber untuk dapat menghasilkan laporan yang terorganisasi.

Fungsi asesmen dalam bidang klinis:

  • Pengambilan Keputusan

Tujuan asesmen yang pertama dan berkelanjutan. Terjadi dalam setiap kontak  dengan klien. Orang harus tahu fasilitas dan kompetensi apa saja yang tersedia di suatu biro psikologi untuk bisa memutuskan apakah klien cukup dapat dilayani sendiri atau harus dirujuk ke profesional atau di biro psikologi lainnya.

  • Pembentukan Gambaran

Gambaran mengenai klien adalah tujuan utama kedua proses asesmen. Proses ini juga dimulai selama pertemuan pertama dengan klien dan berlanjut di sepanjang keterlibatan klinik. Klinis biasanya membuat gambaran tentang klien dalam bentuk tertulis untuk diteruskan kepada orang lain, meskipun kadang-kadang gambaran itu hanya digunakan oleh si klinisi sendiri. Setiap orang dalam asesmen ingin memproyeksikan sebuah gambaran pada orang lain, terutama bila asesmen itu menjadi dasar pengambilan keputusan penting.

  • Pengecekan Hipotesis

Proses pengujian hipotesis berlaku pada penelitian maupun situasi klinis. Bila hipotesis klinis dikaitkan dengan penelitian, proposal yang jelas dengan definisi yang baik mengenai konsep-konsepnya akan menghasilkan rancangan penelitian dengan instrumen-instrumen asesmen yang akan menguatkan atau menggugurkan sebuah teori, model, atau pertanyaan konseptual. (more…)

 

Definisi Konseling

Filed under: Konseling — jungjera @ 10:01 AM
Tags:

Konseling merupakan salah satu upaya untuk membantu mengatasi konflik, hambatan, dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan kita, sekaligus sebagai upaya peningkatan kesehatan mental. Konseling merupakan satu diantara bentuk upaya bantuan yang secara khusus dirancang untuk mengatasi persoalan-persoalan yang kita hadapi.

Kata konseling (counseling) berasal dari kata counsel yang diambil dari bahasa Latin yaitu counsilium, artinya “bersama” atau “bicara bersama”. Pengertian “berbicara bersama” adalah pembicaraan konselor (counselor) dengan seorang atau beberapa orang (counselee). Dengan demikian counsilium berarti “People coming together to gain an understanding of problem that beset them were evident”, demikian ditulis Baruth dan Robinson (1987: 2) dalam bukunya An Introduction to The Counseling Profession.

Konseling adalah Hubungan profesional antara konselor dan konselee yang mana dalam hubungan tersebut terjadi interaksi dua arah atau timbal balik, dimana konselor berusaha membantu konselee mendapatkan penyelesaian atas persoalan atau permasalahan penyesuaian diri atau adaptasi (hubungan dyadik).

Di bawah ini merupakan pengertian konseling menurut para ahli:

  • Carl Rogers

Konseling meupakan hubungan terapi dengan klien yang bertujuan untuk melakukan perubahan self (diri) pada pihak klien. Rogers menegaskan pengertian konseling sebagai “The process by which structure of the self is relaxed in the safety of relationship with the therapist, and previously denied experiences are perceived and then integrated in to an alterate self” (Pietrofesa dkk., 1978: 4). Intinya Rogers menekankan pada perubahan sistem self klien sebagai tujuan konseling akibat dari struktur hubungan konselor dengan kliennya.

  • Hackney dan Cormier (1979)

Memberikan penekanan pada fungsi masing-masing pihak yang terlibat. Konselor adalah tenaga terlatih yang berkemauan untuk membantu klien. Mereka menegaskan bahwa: “Counseling is the helping relationship, which include someone seeking help; someone willing to give help who is; capable of, or trained to, help; in a setting that permit’s help to be given and received” (hlm.25).

  • Pietrofesa (1978)

Dalam bukunya The Authentic Counselor mengemukakan  bahwa konseling adalah proses yang melibatkan seseorang profesional berusaha membantu orang lain dalam mencapai pemahaman dirinya (self understanding), membuat keputusan, dan pemecahan masalah.

  • Stefflre dan Grant

Counseling denotes a professional relationship between an trained counselor with a client. This relationship is usually person to person, although it may sometimes involve more than two people, and it is designed to help the client understand and clarify his view of his life space so that he may make meaningful and informed choices consonant with his essential nature in those where choices are available to him. This definition indicates that counseling is a process, that is a relationship, that is designed to help people make choices, that underlying better choices making are such matter is learning , personality development, and self knowledge which can be translated into better role perception and more effective role behavior (Gibson dan Mitchell, 1981: 261).

Hubungan konseling secara umum adalah untuk membantu klien mencapai perkembangan secara optimal dalam batas-batas potensinya (Williamson, 1961). Tujuan ini memiliki cakupan yang sangat luas dan tampaknya sulit untuk direalisasikan. Tujuan tersebut dapat dirinci berdasarkan dari masalah-masalah yang dihadapi klien. Krumboltz mengklarifikasikan tujuan konseling menjadi tiga macam, yaitu:

  1. Mengubah perilaku yang salah penyesuaian
  2. Belajar membuat keputusan
  3. Mencegah munculnya masalah

Salah satu pendekatan yang digunakan dalam konseling adalah pendekatan kognitif-behavioral. Tidak ada satu definisi mengenai teori kognitif-behavioral. Sedikit teori individual yang diikat bersama oleh asumsi umum, teknik, dan strategi penelitian, tetapi mempertahankan perbedaan dari pandangan tentang peranan bahwa kesadaran bermain dalam perubahan perilaku. Beberapa intervensi kognitif-behavioral dihasilkan dari perilaku berdasarkan teori, dimana lainnya berasal dari kognitif. Premis dasar dari teori ini adalah jika seseorang berubah perilakunya, termasuk proses mental, perubahan dalam fungsi perseorangan akan mengikuti.

Source:

Latipun. 2001. Psikologi Konseling. Malang: UMM Press

 

Teori Kepribadian Jung

Filed under: Psikologi Kepribadian — jungjera @ 9:19 AM
Tags:

Anggapan Dasar Dalam Menyoroti Manusia

Pandangan Jung tentang manusia adalah bahwa ia menggabungkan teleologi dan kausalitas. Tingkah laku manusia ditentukan tidak hanya oleh sejarah individu dan rasi (kausalitas) tetapi juga oleh tujuan–tujuan dan aspirasi–aspirasi (teleologi). Baik masa lampau sebagai aktualitas maupun masa depan sebagai potensialitas sama–sama membimbing tingkah laku orang sekarang.

Konsep Inti Teori Dalam Menyoroti Kepribadian

Jung tidak berbicara tentang kepribadian melainkan tentang psyche. Psyche ialah totalitas segala peristiwa psikis baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Jadi, jiwa manusia terdiri dari dua alam, yaitu :

Alam sadar (kesadaran)

Fungsinya sebagai penyesuaian terhadap dunia luar.

Struktur kesadaran :

Kesadaran mempunyai dua komponen pokok, yaitu fungsi jiwa dan sikap jiwa.

  • Fungsi jiwa

Ialah suatu bentuk aktivitas kejiwaan yang secara teori tiada berubah dalam lingkungan yang berbeda–beda.

Fungsi Jiwa Sifatnya Cara Bekerjanya
Pikiran Rasional Dengan penilaian: benar – salah
Perasaan Rasional Dengan penilaian: senang – tak senang
Pendriaan Irrasional Tanpa penilaian: sadar – indriah
Intiusi Irrasional Tanpa penilaian: tak sadar – naluriah
  • Sikap jiwa

Ialah arah daripada energi psikis umum atau libido yang menjelma dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya.

Berdasarkan atas sikap jiwanya manusia dapat digolongkan menjadi dua tipe, yaitu:

Manusia–manusia yang bertipe ekstravers

Orang yang ekstravers terutama dipengaruhi oleh dunia obyektif,  yaitu dunia luar dirinya.

Manusia–manusia yang bertipe introvers

Orang yang introvers terutama dipengaruhi oleh dunia subyektif, yaitu dunia di dalam dirinya sendiri

  • Tipologi Jung

Dengan mendasarkan pada dua komponen pokok daripada kesadaran itu sampailah Jung pada empat kali dua atau delapan tipe, empat tipe ekstravers dan empat lagi introvers.

Sikap Jiwa Fungsi Jiwa Tipe Ketidaksadarannya
Ekstravers Pikiran Pemikir ekstravers Perasa introvers
Perasaan Perasa ekstravers Pemikir introvers
Pendriaan Pendria ekstravers Intuitif introvers
Intuisi Intuitif ekstravers Pendria introvers
Introvers Pikiran Pemikir introvers Perasa ekstravers
Perasaan Pemikir introvers Pemikir ekstravers
Pendriaan Perasa introvers Intuitif ekstravers
Intuisi Intuitif introvers Pendria ekstrave
  • Persona

Persona adalah cara individu dengan sadar menampakkan diri ke luar (ke dunia sekitarnya). Persona merupakan kompromi antara individu dan masyarakat, antara struktur batin diri sendiri dengan tuntutan–tuntutan sekitar mengenai bagaimana seharusnya orang berbuat.

Alam tak sadar (ketidaksadaran)

Fungsinya sebagai penyesuaian terhadap dunia dalam.

Struktur ketidaksadaran :

Ketidaksadaran mempunyai dua lingkaran, yaitu ketidaksadaran pribadi dan ketidaksadaran kolektif.

EVALUASI TERHADAP TEORI

  • Kelebihan

1. Jung menyelidiki sejarah manusia untuk mengungkap apa saja yang bisa    diungkapnya tentang asal – usul ras dan evolusi kepribadian.

2.  Teori Jung memberikan tekanan yang kuat pada dasar–dasar ras dan filogenetik  kepribadian.

  • KELEMAHAN

1.  Karya (tulisan) yang dihasilkan Jung banyak sekali dan bidang orientasinya

sangat luas, sedang pendapatnya selalu berkembang sehingga teori teori Jung

sebagai kesatuan tidak mudah dipahami.

Source:

Suryabrata, Sumadi. 2005. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Hall, Calvin S & Gardner Lindzey. 2000. Psikologi Kepribadian 1 Teori – teori Psikodinamik ( klinis ). Terjemahan. Yogyakarta: Kanisius