Intensitas
Intensi merupakan fungsi dari tiga determinan dasar, yaitu sikap individu terhadap perilaku, persepsi individu terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau untuk tidak melakukan perilaku yang bersangkutan, dan aspek kontrol perilaku yang dihayati (Azwar, 1995:10-11 dalam Kurniasari, 2005:15).
Intensi seringkali dipandang sebagai suatu komponen konatif (kecenderungan bertingkah laku) dari sikap (Fishbein, 1975). Biasanya diasumsikan bahwa intensi merupakan komponen afektif (menyangkut kehidupan emosional seseorang) dari sikap.
Teori perilaku terencana (theory of planned behavior) yang dikemukakan oleh Ajzen dan Fishbein menjelaskan mengenai perilaku spesifik dalam diri individu. Teori ini memprediksi dan menjelaskan perilaku manusia dalam konteks tertentu. Menurut Ajzen dan Fishbein, sikap dan kepribadian seseorang berpengaruh terhadap perilaku tertentu hanya jika secara tidak langsung dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berkaitan erat dengan perilaku (Ajzen, 1991:2 dalam Kurniasari, 2005:15).
Masih dalam teori perilaku terencana, faktor utama dari suatu perilaku yang ditampilkan individu adalah intensi untuk menampilkan perilaku tertentu (Ajzen, 1991:6 dalam Kurniasari, 2005:16). Intensi diasumsikan sebagai faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku. Intensi merupakan indikasi seberapa keras seseorang berusaha atau seberapa banyak usaha yang dilakukan untuk menampilkan suatu perilaku. Jadi, semakin keras intensi seseorang untuk terlibat dalam suatu perilaku, semakin besar kecenderungan dia untuk benar-benar melakukan perilaku tersebut.
Intensi untuk berperilaku dapat menjadi perilaku sebenarnya jika perilaku tersebut ada di bawah kontrol individu. Individu memiliki pilihan untuk memutuskan menampilkan perilaku tertentu atau tidak sama sekali (Ajzen, 1991:6 dalam Kurniasari, 2005:16). Seberapa jauh individu akan menampilkan perilaku, tergantung pada faktor-faktor non motivasional. Salah satu contoh dari faktor non motivasional adalah ketersediaan kesempatan dan sumber yang dimiliki (misalnya uang, waktu, dan bantuan dari pihak lain). Faktor-faktor ini mencerminkan kontrol aktual terhadap perilaku. Jika kesempatan dan sumber-sumber yang dimiliki tersedia dan terdapat intense untuk menampilkan perilaku, maka kemungkinan perilaku itu muncul sangat besar. Dengan kata lain, suatu perilaku akan muncul jika terdapat motivasi (intensi) dan kemampuan (kontrol perilaku).
Pernyataan tersebut didasari oleh dua hal penting yaitu (Kurniasari, 2005:16-17):
- Jika intensi dianggap sebagai faktor yang konstan, maka usaha-usaha untuk menampilkan perilaku tertentu tergantung pada sejauh mana kontrol yang dimiliki individu tersebut.
- Hal penting kedua yang mendasari pernyataan bahwa ada hubungan langsung antara control terhadap perilaku yang dihayati (perceived behavioral control) dan perilaku nyatanya, seringkali dapat digunakan sebagai pengganti atau subtitusi untuk mengukur kontrol nyata (actual control). (more…)